Bagaimana Meningkatkan Komitmen Terhadap Keputusan Yang Dibuat
Sebagus apapun perencanaan, program perbaikan ataupun problem solving yang sudah disepakati, jika tidak mendapat dukungan dan komitmen dari orang-orang yang terlibat didalamnya maka semua itu tidak akan mencapai hasil yang ditargetkan. Secara teori ada tiga bentuk keputusan yang dibuat dan mengikat orang-orang yang terkait didalamnya untuk berkomitmen, yaitu:
- Keputusan yang dibuat oleh individu atau perorangan
- Keputusan yang dibuat oleh dua orang
- Keputusan yang dibuat oleh team atau grup.
Apapun bentuk keputusannya, keputusan yang bagus adalah keputusan yang dapat mencapai target dari keputusan itu sendiri dan keputusan yang disiapkan untuk dilaksanakan dengan kemampuan terbaik dari orang-orang yang terlibat didalamnya. Tentu saja hal itu sangat tergantung kepada kualitas teknis dari keputusan yang dibuat. Sebagai contoh ada beberapa pertanyaan yang harus diajukan untuk menilai kualitas dari keputusan yang dibuat, yaitu:
- Apakah keputusan tersebut spesifik dan realistis?
- Apakah keputusan tersebut akan mencapai tujuan yang diinginkan?
- Apakah keputusan yang dibuat tersebut akan dapat diterima oleh orang-orang yang akan terlibat di dalamnya?
- Apakah orang-orang yang terlibat didalamnya sudah disiapkan kesediaanya untuk melaksanakan keputusan yang dibuat?
Semakin dapat diterima keputusan yang dibuat oleh orang-orang yang terlibat maka semakin mudah untuk melaksanakan apa yang sudah diputuskan. Dan semakin banyak orang yang terlibat didalam proses pembuatan keputusan maka akan semakin mudah pula diterima keputusan tersebut.
Ketika orang-orang membuat keputusan mereka secara individu, maka seringkali didasari oleh emotional dan rasional. Hal ini dapat dilihat dari contoh berikut:
” Banyak orang menyadari bahwa mereka bertindak atau berprilaku tidak aman, yang seharusnya mereka tidak perlu mengambil risiko tersebut. Tetapi kenapa mereka melakukannya dan bahkan berulang-ulang? Karena mereka berfikir bahwa selama ini tidak pernah terjadi kecelakaan dengan cara seperti itu (unsafe act), sementara manajemen juga tidak mempedulikannya, manajemen hanya peduli pada kualitas dan produktifitas. Bahkan manajemen tidak mempedulikan usulan perbaikan K3 yang disampaikan. Maka mereka memutuskan secara individu untuk tidak merubah cara kerja mereka, karena mereka merasa bahwa selama ini aman-aman saja dan manajemen juga kelihatan menyetujuinya”.
Keputusan yang dibuat oleh individu-individu seperti contoh diatas melibatkan emosional mereka, mereka menyadari bahwa mereka berperilaku tidak aman namun secara emosional mereka merasa bahawa dengan cara seperti itupun tidak terjadi kecelakaan. Namun secara rational mereka juga menilai situasi perusahaan yang tidak begitu mendukung program K3 sehingga mereka membuat keputusan untuk berprilaku tidak aman.