6 Langkah Penerapan Manajemen Risiko
Keberhasilan dalam menerapkan manajemen risiko sangat tergantung dari sistimatika penerapan program tersebut. Secara teori paling tidak ada enam langkah yang harus dilakukan agar sistem manajemen risiko yang diterapkan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
TAHAP 1: Dukungan dari senior manajemen
Mengembangkan filosofi dan kesadaran pengorganisasian manajemen risiko pada tingkat senior manajemen. Hal ini mungkin dapat difasilitasi dengan pelatihan, pendidikan, dan keterangan singkat dari eksekutif manajemen.
- Dukungan aktif yang berkesinambungan dari Pimpinan Eksekutif suatu organisasi sangatlah penting.
- Seorang senior eksekutif manajer perlu memberikan dukungan kepada para pekerja untuk berinisiatif melaksanakan manajemen risiko.
- Semua senior eksekutif sebaiknya memberikan dukungan penuh.
TAHAP 2: Pengembangan kebijakan organisasi
Pengembangan dan dokumentasi kebijakan perusahaan serta kerangka berfikir untuk mengelola risiko, berisi informasi-informasi seperti:
- Obyektifitas kebijakan dan dasar berfikir untuk mengelola risiko;
- Hubungan antara kebijakan dan strategi organisasi/ rencana perusahaan;
- Batasan atau jangkauan dari isu-isu yang ada didalam sebuah kebijakan;
- Pimpinan diharapkan dapat menjadi teladan;
- Pembagian tanggungjawab dalam pengelolaan risiko;
TAHAP 3: Komunikasi Peraturan
Tujuan :
- Meningkatkan kesadaran akan manajemen risiko.
- Mengkomunikasikan sampai tingkat terendah diorganisasi tentang manajemen risiko dan peraturan organisasi.
- Merekrut ahli manajemen risiko, contohnya konsultan.
- Mengembangkan keahlian sampai staf terendah dengan pendidikan dan pelatihan.
- Menjamin terciptanya pelaksanaan sistem penghargaan dan sangsi.
TAHAP 4: Manajemen Risiko Pada Tingkat Organisasi
Pengaturan pada level organisasi terendah dalam mengaplikasikan sistem manajemen risiko. Proses manajemen risiko akan berintegrasi dengan strategi perencanaan dan proses manajemen organisasi secara keseluruhan. Ini akan melibatkan tehnik pendokumentasian sbb:
- Organisasi dan konteks manajemen risiko.
- Identifikasi risiko untuk organisasi.
- Analisis dan Evaluasi risiko yang ada.
- Pengendalian risiko.
- Mekanisme pemantauan dan telaah ulang program.
- Strategi peningkatan kesadaran dengan metode pelatihan dan pendidikan.
TAHAP 5: Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan program dan tingkatan tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah program untuk pengendalian risiko di masing-masing bagian maupun area organisasi.
TAHAP 6: Monitoring dan Telaah Ulang
Pengembangan dan pelaksanaan setiap tahapan manajemen risiko perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan perusahaan. Perlu juga dipahami bahwa risiko adalah sesuatu yang dapat berubah setiap waktu (dinamis tidak statis) dan telaah ulang langkah-langkah yang diambil merupakan hal yang penting. Pada intinya kegiatan pemantauan dan telaah ulang ini akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.